Jumat, 31 Mei 2019

Perbedaan Al-qur'an, wahyu dan hadis qudsi


              Mata Kuliah                                                                       Dosen Pengampu
           Studi Al-Qur’an                                                    Adek Joko Haryanto, S. Th.I, M.Ag.

PERBEDAAN AL-QUR’AN, WAHYU DAN HADIS QUDSI





DISUSUN OLEH :
Kelompok 1

                                 AWLIYA FITHRI                               1177*******
                                 FACHRY SATYA PUTRA                1177*******
                                 PUTRI ALVIONYTA                         1177*******


PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2019








BAB I
PENDAHULUAN

A.         Latar Belakang
Al-Quur’an, Wahyu, Hadis Qudsi merupakan bagian dari syariat islam, ketiganya merupakan sumber dari segala sesuatu tentang apa yang disampaikan oleh Allah SWT. Masing-masing memiliki pemahaman dan konstektualitasnya tersendiri, penjelasan-penjelasan antara ketiganya dapat dijadikan sebagai pedoman hidup bagi umat islam untuk meningkatkan keimanannya.
Tetapi hukum mengenai pengalaman antara ketiganya bisa berbeda, serta memahami diantara ketiganya ada yang merupakan ibadah dan ada pula yang tidak, ada yang bisa ditolak dan ada pula yang sudah sangat absolut. Ketiganya memiliki perbedaan-perbedaan mendasar mulai dari hukum mempelajarinya, mempercayainya, dan berbagai perbedaan antara ulama mengenai isi kandungan dan pengertian antara ketiganya.


B.         Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Al-Qur’an ? 
2.      Seperti apa Kontekstualitas Al-Qur’an ?
3.      Apa yang dimaksud dengan Wahyu ?
4.      Bagaimana Cara Allah menyampaikan Wahyu ?
5.      Apa yang dimaksud dengan Hadis Qudsi ?
6.      Apa Perbedaan Antara Al-Qur’an dan Hadis Qudsi ?







BAB II
PEMBAHASAN
A.    AL-QUR’AN
1.    Pengertian Al-QUR’AN
Al-qur’an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah  SWT kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW untuk dijadikan sebagai pedoman hidup. Petunjuk-petunjuk yang dibawanya pun dapat menyinari seluruh isi alam ini, baik bagi manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Karena itu, keistimewaan yang dimiliki Al-Qur’an tidak dapat diukur dengan perhitungan manusia termasuk di dalamnya Al-Qur’an memuat intisari kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya seperti Zabur, Taurat, dan Injil.
Allah bersumpah bahwa karena dia sendiri yang telah menurunkan Al-Qur’an ke muka bumi ini maka dia perlu memeliharanya sepanjang zaman,l sehingga Al-Qur’an terpelihara dari perubahan tangan-tangan kotor manusia.
Sebagai kitab hidayah sepanjang zaman, Al-Qur’an memuat informasi-informasi dasar tentang berbagai masalah baik informasi berupa teknologi, etika, hukum ekonomi, biologi, kedokteran, dan sebagainya. Hal ini merupakan salah satu bukti tentang keluasaan dan keluwesan n isi kandungan Al-Qur’an  tersebut.
2.    Kontekstualitas Al-Qur’an
Menurut istilah, Al-Qur’an  adalah firman Allah yang berupa mukjizat, ditunkan  kepada Nabi Muhammad SAW, ditulis dalam  mushhaf, dinukilkan secara mutawatir, dan merupakan ibadah bagi yang membacanya. Hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an merupakan induk dari segala sumber hukum, disamping berupa mukjizat, juga berupa ibadah apabila dibaca. Dalam Surat al-Maidah ayat 67 Allah SWT berfirman yang artinya  “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepada engkau dari Tuhanmu, dan jika tidak engkau  laksanakan , maka tidaklah engkau  menyampaikan risalah-Nya.”(Surat al-Maidah/5:67), ayat tersebut mengandung keterangan bahwa Nabi SAW diperintah supaya menyampaikan  dan menyiarkan apa-apa yang diturunkan oleh Allah SW  kepada beliau, yaitu Al-Qur’an.
Dalam sebuah riwayat hadist yang berbunyi “Dari Abu Hurairah  .r.a berkata: Rasulullah SAW pernah bersabda: “Barang siapa telah menaati aku, maka sesungguhnya ia telah menaaati Allah; dan barang siapa mendurhakai aku, maka sesungguhnya ia telah mendurhakai Allah.”(Riwayat Bukhari , Muslim dan Ibnu Majah).
Hadist riwayat Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah yang tersebut di atas adalah sahih. Hadist itu menunjukkan bahwa barang siapa mengikuti pimpinan Nabi Muhammad SAW, maka sesungguhnya ia telah mengikuti atau menaati pimpinan Allah dan sebaliknya.
Dari segi sumbernya, Al-Qur’an dikategorikan sebagai sumber qath’iy al-wurud (qath’iy al-tsubut) yakni kepastian datangnya dari Allah SWT tanpa keraguan sedikitpun. Barangsiapa tidak  meyakini (menolak) eksistensi  Al-Qur’an sebagai wahyu Allah SWT, dia termasuk kafir. Adapun dari segi kandungannya, ayat Al-Qur’an terbagi dua yakni qath’iy al-dilalah dan  zhanniy al-dilalah. Yang dimaksud dengan qath’iy al-dilalah (pasti maknanya) adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang sudah jelas maknanya (tidak membutuhkan penafsiran) sedangkan zhanniy al-dilalah (relative maknanya) adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang membutuhkan penafsiran, sehingga memungkinkan para ulama dan pemikir Islam dari zaman ke zaman berbeda pendapat.
Pembahasan mengenai qath’iy dan zhanniy tidak ditemukan dalam kajian hukum ‘ulum al-qur’an, melainkan dalam kajian usbul al-fiqh. Karena yang menetapkan adanya qath’iy dan zhanniy adalah ulama usul, maka ayat-ayat yang dipandang demikian oleh mereka adalah ayat-ayat yangt berkenaan dengan persoalan hukum.
Pada umumnya  isi kandungan Al-Qur’an bersifat global dalam mengemukakan satu persoalan, itulah sebabnya Al-Qur’an memerlukan interpretasi sebagai upaya untuk merinci kandungan Al-Qur’an dan diperlukan hadist Nabi SAW, sebab tanpa adanya hadist Nabi SAW tersebut banyak ayat Al-Qur’an yang sulit dipahami degan jelas karena hadist-hadist yang menafsirkan Al-Qur’an  (hadist tafsir) terbatas jumlahnya, maka dianjurkan kepada ulama yang mempunyai kemampuan untuk menafsirkan Al-Qur’an, agar kandungan Al-Qur’an dapat dipahami secara utuh.

B.     WAHYU
1.        Pengertian Wahyu
Nabi Muhammad sebagai manusia biasa menerima bisikan dari Allah yang disebut dengan Wahyu. Bisikan itu berisi misi atau risalah yang disampaikan kepadanya melalui jibril. Artinyaa, pewahyuan Al-Qur’an kepada nabi menggambarkan terjadinta perjumpaan antara makhluk material (jasmani), yaitu nabi dengan makhluk immaterial (rohani), yaitu Jibril. Dan diterimanya Wahyu oleh nabi Muhammad Saw dari Allah, nerarti terjadinya interaksi antara makhluk jasadi dengan Khaliq yang maha tinggi.
Al-Qur’an menyebutkan, ada tiga cara penyampaian misi ilahiah itu kepada para nabi dan rasul, yaitu melalui Wahyu, pembicaraan dibalik hijab, dan atau Allah mengirim seorang utusannya. Dari tiga cara penyampaian misi ilahiah itu, dua diantaranya langsung dari Allah kepada para nabi adalah melalui Wahyu dan pembicaraan dibalik tabir.
Wahyu menurut Al-Hijazi, berarti menyampaikan sesuatu kedalam hati, sama ada diwaktu bangun ataupun diwaktu tidur.
Menurut Az-Zarqani, Wahyu itu adalah pemberitahuan Allah kepada hamba pilihannya mengenai segala macam hidayah dan ilmu yang ingin disampaikan dengan cara penyampaian hidayah atau ilmu yang ingin disampaikan dengan cara tersembunyi dan tidak akan terjadi pada manusia biasa. Definisi Al-Hijazi diatas merupakan wahyu dalam arti umum, dengan kan definisi yang dibuat Az-Zarqani lebih menggambarkan wahyu sebagai cara Allah, secara langsung, menyampaikan hidayah dan ilmu kepada para nabinya dengan membisikkan kedalam qalbu mereka sehingga para nabi itu dengan tanpa belajar dan membaca mengetahui apa-apa yang tidak diketahui oleh orang lain.
Pembicaraan dibalik tabir merupakan  salah satu cara Allah menyampaikan risalahnya kepada nabi. Nabi tidak melihat allah, tetapi ia dapat menerima hidayah atau risalah tersebut, seperti yang dialami oleh nabi Musa As.

2.        Cara Allah menyampaikan Wahyu
Cara lainnya adalah melalui perantaraan malaikat. Hal ini meliputi empat cara, yaitu :
a)        Malaikat menyampaikan kedalam hati nabi, dimana nabi tidak melihatnya.
b)        Datang kepada nabi seperti seorang laki-laki dan lalu menyampaikan misi ilahiah itu kepadanya
c)        Datang kepada nabi seperti bunyi bel. Hal ini sangat susah bagi nabi (asyadd alayh), sehingga ia berkeringat walaupun pada saat cuaca dingin.
d)       Datang kepada nabi dalam bentuk aslinya sebagai malaikat. Kemudian ia menyampaikan misi ilahiah itu kepada rasul sesuai dengan apa-apa yang Allah kehendaki.

C.    HADIS QUDSI
1.        Pengertian Hadist Qudsi
Pembahasan-pembahasan ini diambil dari kitab Al –Ittihafatus Saniyah fil Ahditsil qudsiyah yang telah disebutkan sebagai penutup pada kitab Al-Ittihafatus Saniyah. Demikian pula kami nukilkan apa yang dikemukakan oleh Sayyid Jamaluddin Al-Qasimi Ad Damasyqi dari kitabnya yang bertitel Qawa’iduts Tahdits minfunumi Mushhalahil hadits.
Pengertian hadist disandarkan  kepada qudsi karena menyandarkan pengertian (ma’na) hadist itu kepada Allah sendiri sebagaimana definisi Hadist Qudsi dimana Allah memberitakannya kepada Nabi SAW dengan  ilham atau tidur. Lalu Nabi SAW memberitakan pengertian itu dengan ungkapan (susunan kalimat) beliau sendiri.  Sedangkan Al-Qur’an  lebih dari itu, karena lafazhnya diturunkan juga dari sisi Allah SWT.
Maulana Ali Al Qari berkata:  Hadist Qudsi adalah sesuatu yang diriwayatkan oleh sumber para rawi (Rasul) dansumber kepercayaan dari Allah. Sekali waktu dengan perentaraan Jibril as dan sekali waktu diserahkan kepada kemauan beliau dengan susunan yang bagaimana pun macamnya.
Perbedaan antara Al-Qur’an dan  Hadist Qudsi berkembang di kalangan ulama antara lain: tidak sah shalat dengan membaca Hadist Qudsi , tidakdiharamkan menyentuh dan membaca Hadist Qudsi  bagi orang junub, haid dan nifas, lafazhnya tidak menjadi mu’jizat , dan tidak kafir orang yang menentangnya.   
Syaikh Muhammad Ali Al Faruqi mengemukakan  dalam Kasyful ishthilahat walfunun ketika menerangkan macam-macam dan pembagian hadist sebagai berikut:  
Hadist itu adalah  hadist Nabi  dan hadist Ilahi yang disebut  juga hadist qudsi. Hadist Qudsi adalah sesuatu yang diriwayatkan oleh Nabi SAW dari Tuhan Yang Mulia dan Maha Besar. Sedangkan Hadist Nabi adalah hadist yang tidak demikian itu. Itulah yang dapat difahamkan dari apa yang disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Mubin dalam  menjelaskan hadist yang ke 24.
Al Halabi berkata dalam Hasyiyatut Ta’wil dalam bagian pertama ketika menerangkan ma’na Al-Qur’an : Hadist ilahi adalah sesuatu yang diwahyukan oleh Allah Ta’ala kepada Nabi SAW pada malam Mi’raj dan disebut sebagai Asrarul Wahyi (wahyu rahasia).
2.        Perbedaan Antara Al-Qur’an dan Hadist Qudsi
            Menurut Amir Humaiduddin perbedaan antara Al-Qur’an dan Hadist Qudsi ada enam:
a)          Al-Qur’an adalah mu’jizat, sedangkan  Hadist Qudsi tidak menjadimu’jizat
b)          Shalat itu baru dapat sah dengan Al-Qur’an, tidak demikian hanya hadist qudsi
c)          Orang yang menentang Al-Qur’an menjadi kafir, berbeda dengan hadist qudsi penentangnya tidak kafir
d)         Al-Qur’an menggunakan perantara Jibril ra antara Nabi SAW dan Allah SWT, berbeda dengan hadist qudsi
e)          Al-Qur’an wajib lafalnya dari Allah SWT, berbeda dengan hadist qudsi yang lafalnya boleh dari Nabi SAW
f)           Al-Qur’an hanya disentuh dalam keadaan suci, sedangkan hadist qudsi boelh disentuh oleh orang yang hadats. Kemudian  ia berkata: Dengan perbedaan ini nyatalah perbedaan antara hadist qudsi dan Al-Qur’an, dan apa yang dinasakh bacaannya karena saya ketahui dengan menukil dari al-Itqan, yang mana kalimat-kalimat Al-Qur’an disebut surat dan ayat. Demikianlah yang dapat saya  kutib dari Kitab Ittihafatus Saniyah.
Menurut kuliah Abil Baqa’ dalam  membedakan antara Al-Qur’an dan Hadist Qudsi adalah Al-Qur’an sesuatu yang lafal dan pengertiannya dari sisi Allah SWT dengan wahyu yang jelas. Adapun Hadist Qudsi adalah sesuatu yang lafalnya dari sisi Rasul SAW dan pengertiannya dari sisi Allah dengan  ilham atau impian.
Sebagian ulama berkata: Al-Qur’an adalah lafazh yang menjadi mu’jizat dan diturunkan dengan perantaraan Jibril sedang Hadist Qudsi itu tidak menjadi mu’jizat dan tanpa perantara Jibril.
Ath- Thibi berkata: Al-Qur’an adalah lafazh yang diturunkan oleh Jibril atas Nabi SAW, sedang Hadist Qudsi adalah pengertiannya diberitakan oleh Allah dengan ilham atau tidur. Lalu Nabi SAW memberitakan kepada umat beliau dengan susunan kalimat beliau sendiri.















BAB III
PENUTUP

Al-qur’an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah  SWT kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW untuk dijadikan sebagai pedoman hidup. Menurut istilah, Al-Qur’an  adalah firman Allah yang berupa mukjizat, ditunkan  kepada Nabi Muhammad SAW, ditulis dalam  mushhaf, dinukilkan secara mutawatir, dan merupakan ibadah bagi yang membacanya.
Menurut Az-Zarqani, Wahyu itu adalah pemberitahuan Allah kepada hamba pilihannya mengenai segala macam hidayah dan ilmu yang ingin disampaikan dengan cara penyampaian hidayah atau ilmu yang ingin disampaikan dengan cara tersembunyi dan tidak akan terjadi pada manusia biasa.
Maulana Ali Al Qari berkata:  Hadist Qudsi adalah sesuatu yang diriwayatkan oleh sumber para rawi (Rasul) dansumber kepercayaan dari Allah.

















DAFTAR PUSTAKA
Shihab, Umar. 2005.  Kontekstualitas Al-qur’an:Kajian Tematik Atas Ayat-Ayat Hukum dalam Al-Qur’an. Jakarta: Pt. Penamadani.
Chalil, Moenawar. 1999. Kembali Kepada Al-Qur’an Dan Assunnah. Jakarta: PT. Bulan Bintang.
Lembaga Al Qur’an dan Al Hadist Mejlis Tinggi Urusan Agama Islam Kementrian Waqaf Mesir. 1982. Kelengkapan Hadist Qudsi. Semarang: CV.Toha Putra.
Yusuf, Kadar M. 2012. Studi Al-Qur’an. Jakarta:Teruna Grefica

Senin, 13 Februari 2017

contoh karya ilmiah tentang ekosistem, rantai makanan, dan simbiosis


Karya Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam
Tentang Ekosistem, Rantai Makanan, dan Simbiosis



Disusun oleh :
Awliya fithri


SMK LABOR BINAAN FKIP UNRI
PEKANBARU
2016



KATA PENGANTAR
Puji sukur diperuntukkan kehadiran allah swt yang mana ia telah memberikan nikmat dan hidayah sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan lancar sebagaimana mestinya. Adapun tujuan pembuatan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas mata pelajaran ilmu pengetahuan alam disekolah saya. Tidak dipungkiri pula terselesaikannya karya ilmiah ini dibantu oleh beberapa sumber web dan bimbingan dari guru pembimbing. Untuk itu pada kesempatan ini saya sangat berterimakasih yang sebesar besarnya atas bantuan dan bimbingan yang diberikan.














DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................             2
Daftar isi..................................................................................................             3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................             4
1. 2 Perumusan Masalah .........................................................................             5
1.3 Tujuan penulisan makalah ................................................................             5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ekosistem..........................................................................................             6
2.2 Macam Macam Ekosistem.................................................................             7
2.3 Rantai Makanan................................................................................           10
2.4 Simbiosis...........................................................................................           11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................           12
3. 2 Saran.................................................................................................           13
Daftar Pustaka.........................................................................................           14




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekosistem disusun oleh dua komponen, yaitu lingkungan fisik atau makhluk tidak hidup (komponen abiotik) dan berbagai jenis makhluk hidup (komponen abiotik). Berbagai jenis makhluk hidup tersebut dapat dikelompokkan menjadi satuan-satuan makhluk hidup dan ekosistem merupakan salah satunya.
Dalam kehidupan, setiap organism selalu memerlukan sesuatu dari lingkungannya dan lingkungan akan menerima sesuatu dari organism. Jadi, organisme dan lingkungan saling mengadakan hubungan timbal balik (intraksi) yang disebut ekosistem.
Dialam ini banyak berbagai macam makhluk hidup. Setiap mahluk hidup satu dengan yang lainnya tidak dapat hidup masing-masing. Melainkan saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Hubungan saling membutuhkan antara satu dengan yang lain dapat berupa  berupa hubungan merugikan maupun saling menguntungkan.
Didalam satu ekosistem terjadi interaksi antara komunitas dan komunitas lainnya serta lingkungan abiotiknya. Interaksi ini dapat menyebabkan aliran energi melalui peristiwa makan dan dimakan /predasi. Pada peristiwa aliran energi ini komponen ekosistem khususnya komponen biotik memiliki tiga peran dasar yaitu  sebagai produsen konsumen dan dekomposer. Penyusun utama produsen dalam suatu ekosistem khusunya di daratan adalah tumbuhan. Organisme ini mampu membuat makannnya sendiri dengan bantuan sinar matahari. peristiwa ini di sebut dengan fotosintesis
Dalam sebuah ekosistem, salah satu komponen yang penting adalah mahluk hidup baik itu manusia, hewan dan juga tumbuhan. Ekosistem yang seimbang selalu ditandai dengan interaksi antara makhluk hidup dan juga lingkungan. Salah satu bentuk interaksi di antara makhluk hidup disebut dengan simbiosis.
1. 2 Perumusan Masalah
1.      Apa pengetian Ekosistem ?
2.      Apa saja komponen yang menyususn ekosistem
3.      Apa saja macam macam Ekosistem ?
4.      Apa pengertian  Rantai makanan dan contohnya ?
5.      Apa pengertian jaring makanan dan contohnya ?
6.      Apa pengeretian dari simbiosis?
7.      Apa pengertian simbiosis mutualise dan contohnya ?
8.      Apa pengertian simbiosis komensalisme dan contohnya?
9.      Apa pengertian simbiosis parasitisme dan contohnya ?

1.3 Tujuan penulisan makalah
1.      Untuk mengetahui pengertian Ekosistem
2.      Untuk mengetahui komponen penyusun Ekosistem
3.      Untuk mengetahui macam macam Ekosistem
4.      Untuk mengetahui pengertian Rantai makanan dan contohnya
5.      Untuk mengetahui pengertian jaring makanan  dan contohnya
6.      Untuk mengetahui pengertian simbiosis
7.      Untuk mengetahui pengertian dan contoh Simbiosis Mutualisme
8.      Untuk mengetahui pengertian dan contoh Simbiosis Komensalisme
9.      Untuk mengetahui pengertian dan contoh Simbiosis Parasitisme





BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ekosistem
A.    Pengertian Ekosistem
Ekosistem merupakan Hubungan timbal balik (interaksi) antara makhluk hidup dan lingkungannya (abiotik). Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
B.     Komponen Penyusun Ekosistem
Ekosistem tersusun atas komponen-komponennya, yaitu komponen biotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup, contohnya tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme dan komponen abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari semua benda mati, contohnya air, tanah, cahaya, dan udara.
Suatu daerah dapat diebut ekosistem jika daerah itu dihuni oleh beberapa populasi makhluk hidup, dimana keseluruhan mahluk hidupnya saling berinteraksi antara satu dengan lainnya dan juga berinteraksi dengan lingkungan abiotiknya.
1.      Komponen Biotik
Komponen biotik ekosistem adalah anggota dari ekosistem yang berupa makhluk hidup seperti mikroorganisme, jamur, protista, tumbuhan, hewan, dan manusia. Dalam interaksi antar makhluk hidup tumbuhan dan sebagian protista berperan sebagai produsen ,hewan, manusia berfungsi sebagai konsumen, sedangkan mikroorganisme dan jamur berfungsi sebagai dekomposer.
2.      Komponen Abiotik
Komponen Abiotik adalah komponen ekosistem yang berupa benda-benda tidak hidup seperti tanah, air, udara, cahaya, suhu, serta kondisi geografi seperti kelembaban, arus angin, pH, iklim, topografi, dan arus air.
2.2 Macam Macam Ekosistem
1.      Ekosistem Darat
      Ekoistem darat ialah Ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Ber­dasarkan letak geografis garis lintangnya. Macam-macam ekosistem darat yaitu:

1)      Hutan Hujan Tropis
Ciri-ciri
a.       Intensitas curah hujannya tinggi berkisar antara 220-225 cm per tahun
b.      Pohon-pohon utama di hutan ini memiliki ketinggian antara 20-40 m dengan cabang pohon berdaun lebar dan lebar serta selalu hijau sepanjang tahun, mendapat sinar matahari yang cukup walaupun sinar matahari tersebut tidak mampu menembus dasar hutan, dan mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah atau di bawah kanopi (daun pada pohon-pohon besar yang membentuk tudung)
c.       Sebagian besar hewan hidup di sekitar kanopi karena mudah mendapatkan makanan dan berpindah tempat. Banyak pula yang ditemukan hewan bisa terbang atau memanjat, seperti kelelawar, ular, tupai, monyet, burung, dan serangga. Sementara di tanah terdapat macam tutul, babi hutan dan jaguar

2)      Padang Rumput
Ciri-ciri
a.       Intensitas curah hujan 50-76 cm per tahun yaitu berada pada tingkat sedang
b.      Vegetasi yang mendominasi adalah rerumputan. Rumput yang hidup di bioma padang rumput yang relative basah. Ukurannya bisa mencapai tiga meter, misalnya rumput Bluestem dan Indian Grasses. Rumput yang tumbuh di bioma padang rumput kering, ukurannya pendek-pendek, misalnya rumput Grana dan Buffalo Grasses
c.       Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
3)      Gurun
Ciri-ciri
a.       Curah hujan sangat rendah yaitu hanya sekitar 15 cm per tahun
b.      Kelembaban udara sangat rendah
c.       Perbedaan suhu siang dan malam

4)      Hutan Gugur
Ciri-ciri
a.       Intensitas curah hujan di hutan gugur lebih rendah dibandingkan hutan hujan tropis yaitu sekitar 75-150 cm per tahun
b.      Berada di wilayah yang mengalami 4 musim
c.       Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan tropis

5)      Tiaga
Ciri-ciri
a.       Intensitas curah hujan berkisar antara 25-100 cm per tahun
b.      suhu di musim dingin rendah.
c.       terjadi penumbuhan pada musim panas

6)      Tundra
Ciri-ciri
a.       Memiliki suhu rata-rata dibawah titik beku dengan intensitas curah hujan yang rendah
b.      mendapat sedikit energi radiasi matahari
c.       musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama 9 bulan
d.      musim panas berlangsung selama 3 bulan




2.      Ekosistem Perairan/Akuatik
Ekosistem perairan/akuatik iyalah komponen abiotiknya sebagian besar tediri dari air. Macam-macam ekosistem Akuatik yaitu :
1)      Danau
Danau adalah sejumlah air (tawar atau asin) yang terakumulasi di suatu tempat yang cukup luas, yang dapat terjadi karena mencairnya gletser, aliran sungai, atau karena adanya mata air. Biasanya danau dapat dipakai sebagai sarana rekreasi, dan olahraga. Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa tawar ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan.
2)      Sungai
Sungai dalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Ada juga sungai yang terletak di bawah tanah, disebut sebagai "underground river".Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh pipih dorso­ventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.
3)      Rawa
Rawa adalah lahan genangan air secara ilmiah yang terjadi terus-menerus atau musiman akibat drainase yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara fisika, kimiawi dan biologis. Definisi yang lain dari rawa adalah semua macam tanah berlumpur yang terbuat secara alami, atau buatan manusia dengan mencampurkan air tawar dan air laut, secara permanen atau sementara, termasuk daerah laut yang dalam airnya kurang dari 6 m pada saat air surut yakni rawa dan tanah pasang surut. Rawa-rawa , yang memiliki penuh nutrisi, adalah gudang harta ekologis untuk kehidupan berbagai macam makhluk hidup. Rawa-rawa juga disebut "pembersih alamiah", karena rawa-rawa itu berfungsi untuk mencegah polusi atau pencemaran lingkungan alam. Dengan alasan itu, rawa-rawa memiliki nilai tinggi dalam segi ekonomi, budaya, lingkungan hidup dan lain-lain, sehingga lingkungan rawa harus tetap dijaga kelestariannya.
2.3 Rantai Makanan
A.    Pengertian Rantai makanan
Rantai makanan merupakan perpindahan materi dan energy dari mahkluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain melalui proses makan dan dimakan dengan urutan satu arah.
Contoh rantai makanan :

B.      Pengertian Jaring-jaring makanan
Jaring makanan merupakan gabungan dari dua tau lebih rantai makanan
Contoh jaring makanan : 

2.4 Simbiosis
A.    Pengertian simbiosis
Simbiosis merupakan Hubungan yang khas antara duan mahkluk hidup.
B.     Jenis Jenis Simbiosis
a)      Simbiosis Mutualisme
Simbiosis Mutualisme adalah hubungan yang terjadi antara dua makhluk hidup yang saling menguntungkan.
Contohnya: Hubungan antara Kupu-kupu dengan Bunga
Penjelasan contoh : Kupu-kupu untung karena bisa memakan sari dari bunga dan Bunga pun merasa diuntungkan karena terbantu oleh kupu-kupu dalam melakukan penyerbukan.
b)      Simbiosis Komensalisme adalah Hubungan yang terjadi dengan menguntungkan salah satu pihak, sedangkan pihak lain tidak diuntungkan dan tidak dirugikan.
Contoh : Hubungan antara anggrek dengan pohon besar
Penjelasan contoh : pihak yang diuntungkan adalah anggrek karena bisa menumpang hidup di pohon besar dan pohon besar tidak diuntungkan dan tidak dirugikan oleh pohon anggrek
c)      Simbiosis Parasitisme
Simbiosis Parasitisme merupakan Hubungan yang terjadi dengan menguntungkan salah satu pihak, sedangkan pihak yang lain dirugikan.
Contohnya : Hubungan antara Benalu dan Inangnya
Penjelasan contoh : Benalu diuntungkan karena bisa menumpang hidup pada inang tetapi inang dirugikan karena benalu akan menguasai inangnya dan lama kelamaan inang tersebut akan mati.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan:
1.      Ekosistem merupakan Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya.
2.      Komponen penyusun ekosistem ada dua yaitu komponen Biotik dan komponen Abiotik
3.      Rantai Makanan merupakan perpindahan materi dan energi dari mekhluk hidup yang satu ke yang lain melalui proses makan dan dimakan dengan urutan satu arah
4.      Jaring-jaring makanan adalah Gabungan dari dua atau lebih rantai makanan
5.      Simbiosis adalah Hubungan yang khas antara dua makhluk hidup. Ada tiga jenis simbiosis yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis komensalisme, dan simbiosis parasitisme.

3. 2 Saran
     Diharapkan dengan adanya karya ilmiah ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya sehingga menambah pengetahuan tentang ekosistem, rantai makanan, dan simbiosis yang telah dibahas.




DAFTAR PUSTAKA
·         Buku Catatan ILMA




(Nb: Daftar Pustaka disesuaikan dengan sumber materi didapat)